Kamis, 25 Agustus 2016

Kebudayaan, Makanan, dan Ciri Khas Kalimantan Selatan



BUDAYA KALIMANTAN SELATAN

Jika bicara tentang suku dan budaya yang ada di Indonesia tanah air tercinta ini tidak ada habis-habisnya. Salah satunya tarian yang berasal dari Kalimantan Selatan adalah Tari Baksa Kembang sebagai tarian untuk menyambut tamu. Tari ini biasanya ditarikan oleh wanita, baik  tunggal dan dapat juga ditarikan  oleh beberapa penari wanita. Awal mulanya sekira abad 15 sebelum masehi, seorang pangeran bernama Suria Wangsa Gangga di kerajaan Dipa dan Daha di pulau Kalimantan mempunyai seorang kekasih bernama putri Kuripan. Satu peristiwa di waktu yang lain adalah saat putri Kuripan memberikan setangkai bunga teratai merah kepada pangeran. Peristiwa itu merupakan cikal bakal lahir tarian Baksa Kembang di Banjar provinsi Kalimantan Selatan. Sumber



MAKANAN KHAS KALIMANTAN SELATAN

Sepertinya teman-teman semua sudah pernah makan soto, yakan? Eits namun apakan kalian sudah pernah mencoba soto banjar khas Kalimantan Selatan? Sepertinya tidak semua dari kalian pernah mencobanya, hehe memang sotoi saya ini hihi
Berkas:Soto Banjar ketupat.jpg
Aroma rempah rempah seperti kayu manis, biji pala dan cengkeh soto banjar ini sangat menggugah selera makan karena suiran ayam, irisan telur, ketupat, kentang rebus, wortel, jeruk nipis, apalagi jika ditambah dengan sedikit sambal dan kecap jadi tambah mak nyuss rasanya. Sumber



CIRI KHAS KALIMANTAN SELATAN

Sasirangan adalah kain tradisional khas Kalimantan Selatan. Biasanya ini menjadi cinderamata favorit para turis yang berkunjung ke Kalimantan Selatan. Kain yang didapat dari proses pewarnaan rintang dengan menggunakan bahan perintang seperti tali, benang atau sejenisnya menurut corak-corak tertentu.
Berkas:Kain Sasirangan.jpg
Desain/corak didapat dari teknik-teknik jahitan dan ikatan yang ditentukan oleh beberapa faktor, selain dari komposisi warna dan efek yang timbul antara lain : jenis benang/jenis bahan pengikat. Upaya untuk melindungi budaya Banjar ini, telah diakui oleh pemerintah melalui Dirjen HAKI Departemen Hukum dan HAM RI beberapa motif sasirangan sebagai berikut :
  1. Iris Pudak
  2. Kambang Raja
  3. Bayam Raja
  4. Kulit Kurikit
  5. Ombak Sinapur Karang
  6. Bintang Bahambur
  7. Sari Gading
  8. Kulit Kayu
  9. Naga Balimbur
  10. Jajumputan
  11. Turun Dayang
  12. Kambang Tampuk Manggis
  13. Daun Jaruju
  14. Kangkung Kaombakan
  15. Sisik Tanggiling
  16. Kambang Tanjung
Ada 6 warna utama kain sasirangan yang dibuat dari zat pewarna alami dimaksud, yakni :
1. Kuning, bahan pembuatnya adalah kunyit atau temulawak.
2. Merah, bahan pembuatnya adalah gambir, buah mengkudu, lombok merah, atau kesumba (sonokeling, pen)
3. Hijau, bahan pembuatnya adalah daun pudak atau jahe
4. Hitam, bahan pembuatnya adalah kabuau atau uar
5. Ungu, bahan pembuatnya adalah biji buah gandaria (bahasa Banjar Ramania, pen)
6. Coklat, bahan pembuatnya adalah uar atau kulit buah rambutan
Supaya warnanya menjadi lebih tua, lebih muda, dan supaya tahan lama (tidak mudah pudar), bahan pewarna di atas kemudian dicampur dengan rempah-rempah lain seperti garam, jintan, lada, pala, cengkeh, jeruk nipis, kapur, tawas, cuka, atau terasi.
Produk barang jadi yang dihasilkan dari kain sasirangan yaitu kebaya, hem, selendang, jilbab, gorden, taplak meja, sapu tangan, sprei dll. Penggunaan Kain Sasirangan inipun lebih meluas yaitu untuk busana pria maupun wanita yang dipakai sehari-hari baik resmi atau tidak. Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

sampai waktunya

aku suka aroma kue yang baru matang dari oven sangat menggoda sekali untuk dinikmati  tapi... seperti ada bisikan "sabar, jangan t...